dari landmark kota yang hilang hingga alun-alun di rembang petang


Sabtu, 29 Mei 2010

no image

Membaca Wilayah "Abu-Abu" Sang Pembuat Kebijakan

Pejagoan, Jum'at 27 Mei 2010, belasan aktivis -termasuk PKL- lokal berkumpul untuk sharing kegelisahannya. Agaknya pertemuan seperti ini memang harus dilakukan, bukan hanya secara berkesinambungan, melainkan juga tak hanya berhenti menjadi pemikiran bersama. Dari forum sederhana ini bahkan juga muncul kemauan banyak orang untuk bagaimana menyikapi berbagai persoalan yang ada. Tak diduga, memang dari pertemuan informal ini bahkan banyak sekali input penting terwadahi. Informal-Meeting ini sekaligus merupkan keanjutan dari pertemuan sebelumnya yang mengambil tempat di plasa trotoar sisi utara Alun-Alun Kebumen. Dan disadari atau tidak, ini dapat saja menjadi investasi permulaan dari gerakan sosial yang menguat di belakang hari.
Pertemuan yang awalnya dikerangkai tema "Merangkai Geo-Kultur Menuju Demokrasi Kemanusiaan" ini, disamping beroleh banyak masukan, juga terjadi kajian yang kritis atas berbagai persoalan dari berbagai aspek. Tetapi catatan penting atas semua itu adalah terbangunnya prakarsa kolektif untuk dapat melakukan aksi nyata.
Sehingga landasan pemikiran yang mulai terbangun menghasilkan pandangan strtegis yang mengarah pada wilayah para pembuat kebijakan.