dari landmark kota yang hilang hingga alun-alun di rembang petang


Kamis, 29 Oktober 2009

PKL Alun-Alun Menolak Relokasi

PKL Alun-Alun Menolak Relokasi

Puluhan PKL yang biasa jualan di alun-alun Kebumen, menolak rencana "relokasi" tempat jualan mereka yang bakal dipindah ke "pusat jajanan" yang disiapkan Tim Relokasi. Pusat jajanan yang dimaksud tak lain adalah ruas jalan sepanjang lebih dari 100 meter di Jl. Mayjen. Sutoyo, mulai dari perempatan pojok timur laut alun-alun hingga perempatan SMP Negeri 1 Kebumen.
Padahal dalam ruas jalan ini terdapat beberapa fasilitas pendidikan dan tempat ibadah. Ada SMU Negeri 1, SMP dan SMK Tamansiswa, SMP Negeri 1, juga terdapat Gereja Katholik St. Vianny serta rumah dinas Wabup di ruas jalan itu.

Selasa, 20 Oktober 2009

Mengatur (tanpa) Menggusur, Bisa ?

Mengatur (tanpa) Menggusur, Bisa ?

Sepertinya hampir selalu terjadi penggusuran di mana-mana. Terutama ketika kebijakan tata kota diberlakukan. Tak terkecuali di alun-alun kota Kebumen, yang semua pedagang kaki lima (PKL) yang juga tak luput dari obyek penggusuran. Kebijakan mengatur pada implementasinyaselalu identik dengan tindakan menggusur. Dengan asumsi, bahwa tindakan membersihkan alun-alun dari aktivitas PKL, maka ruang publik yang dibangun dengan meludeskan uang tak kurang dari Rp. 8 miliar ini, akan lebih berfungsi sebagai fasilitas publik.

Benarkah?
Ide penataan (baca: penggusuran) PKL dari seputar alun-alun kota dan selanjutnya akan disentralisir ke ruas Jl. Sutoyo itu; sejak awalnya sudah sarat dengan kontroversi.
(bersambung)